Selasa, 15 September 2009

Ayo, Biasakan Minum Susu!

Kampanye minum susu terus digalakkan. Di mana-mana. Di Indonesia, berbagai lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan pun gencar menggugah masyarakat lewat tagline Susu Alami untuk Semua.

"Kandungan gizi susu alami lengkap dan lebih mudah diserap. Sebutlah protein, vitamin D, kalsium, fosfor, magnesiaum, imunoglobulin, vitamin A, zinc, asam lemak esensial, laktosa, dan asam amino esensial. Semua penting bagi tubuh kita," kata Dr Rachmi Untoro MPH, staf ahli Menteri Bidang Mediko Legal Depkes RI.

Susu mengandung protein bermutu tinggi dengan kadar lemak 3-3,8%. Cairan putih pekat ini adalah sumber kalsium dan fosfor yang baik dengan vitamin A, thiamin, niacin, riboflavin, dan sedikit zat besi.

Kadar air di dalam susu adalah 87,5%. Meski kandungan gulanya cukup tinggi, 5%, rasanya susu alami tidak terlalu manis. Kadar kemanisan gula susu atau laktosa lebih rendah dibandingkan gula pasir atau sukrosa.

Sementara susu dalam kemasan yang begitu praktis kini tersedia dalam beragam rasa dan bisa dibeli di banyak tempat. Tapi, sebaiknya, kenali terlebih dahulu berbagai jenis susu berdasarkan jenis pengolahannya.

Yang paling dikenal masyarakat adalah susu pasteurisasi. Susu ini dipanaskan dengan suhu tinggi sehingga bakteri berbahaya yang ada dalamnya mati. Dalam proses pasteurisa, susu dialirkan melalui suatu pipa yang ditutup dengan pemanas bertemperatur 72�C selama 15 menit.

Setelah itu, susu didinginkan hingga mencapai suhu 10�C untuk mencegah pertumbuhan dan pengembangbiakan bakteri yang masih tinggal. Pasteurisasi tidak menggunakan zat pengawet sehingga susu aman untuk diminum dan lebih awet atau shelf life. Susu pasteurisasi harus disimpan di lemari pendingin.

Berikutnya adalah susu UHT yang banyak dijual dalam bentuk kemasan siap minum. Susu ini disebut juga sterilisasi, yaitu susu yang dipasteurisasi dengan menggunakan ultra-high temperature (UHT) 143�C selama 5 detik.

Susu UHT bisa bertahan dua tahun tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tapi, begitu kemasannya dibuka, susu harus disimpan di lemari pendingin dan jangan lebih dari lima hari.

Jika dibiarkan di ruang terbuka, susu akan menjadi asam (rusak) dalam sehari. Menurut Institute of Food Technologists, UHT adalah penemuan terpenting dalam ilmu pangan abad 20.

Selanjutnya susu homogenisasi yang merupakan emulsi, campuran antara minyak atau lemak susu dan air. Susu perlu dihomogenkan agar partikel lemak susu tersebar dan bercampur dengan air, tidak hanya mengambang di permukaan.

Homogenisasi adalah proses mekanik untuk mengubah ukuran alami globula lemak. Di pabrik, selain diaduk, susu juga disemprotkan melalui lubang yang sangat kecil hingga globula-globula lemak 'pecah' menjadi ukuran kecil dan lemak menyebar.

Proses itulah yang membuat susu bertekstur lembut dan kental. Homogenisasi tidak mengubah nilai gizi susu.

Ada lagi susu evaporated, susu kental yang dihasilkan dari pemanasan 60%. Kandungan airnya diuapkan secara vakum dari susu utuh (wholemilk), kemudian dihomogenisasi, dikemas dalam kaleng, dan distrerilkan. Masa simpannya lama selama kaleng belum dibuka.

Lalu, susu kental manis, yakni susu yang telah diawetkan dengan pemanasan, mengurangi separo jumlah airnya, dan ditambah gula 44% sebagai pengawetnya. Tingginya kadar gula membuat daya simpannya cukup lama.

Ada pula susu bubuk yang diawetkan dengan cara menguapkan airnya. Dalam keadaan kering, tidak ada bakteri yang bisa hidup sehingga susu pun awet. Mula-mula, susu dikentalkan dalam keadaan tekanan rendah, kemudian diembuskan melalui semprotan halus hingga menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Susu bubuk terbagi menjadi tiga jenis, yaitu susu bubuk skim, susu bubuk whole, dan susu bubuk buttermilk.

Susu skim adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada di bawah batas minimal yang telah ditetapkan. Sementara susu nonfat adalah susu yang praktis telah bebas dari kandungan lemak. [Bersambung/I3]

- 7 Juni 2008

Sumber :
Vina Ramitha
http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/06/07/32161/ayo-biasakan-minum-susu/
17 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar