Selasa, 15 September 2009

Susu Segar dan Susu Cair Apa Bedanya ?


Saat ini di pasaran telah beredar beragam susu cair. Ada yang memberi label susu segar, susu pasteurisasi, susu sterilisasi atau susu UHT ( Ultra High Temperature ). Tahukah Anda, semua jenis susu tersebut memiliki kandungan gizi yang sama karena telah diformulasikan sama dengan susu segar. Namun dibanding susu segar, aneka susu yang telah mengalami proses pengolahan tadi memiliki kelebihan, yakni waktu simpan yang lebih lama.


Susu Segar

* Susu segar adalah susu dari sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba yang sehat dan tidak tercampur kolostrum.

* Syarat susu segar yang baik: mengandung tidak kurang dari 3,25 persen lemak susu dan 8,25 persen padatan bukan lemak.

* Tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik, serta belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan.

* Memiliki citarasa paling baik dibanding susu cair yang telah diproses karena kandungan asam lemak susu (asam butirat) masih bagus.

* Demi menjaga keamanan pangan, susu segar yang akan diminum langsung sebaiknya diproses terlebih dulu. Caranya, dengan memanaskannya hingga mencapai suhu 70 80 derajat Celcius selama 5-10 menit. Jadi, jangan sampai mendidih agar emulsi susu tidak pecah.

* Susu segar yang telah diproses harus segera diminum dan habis saat itu juga. Bila disimpan dalam suhu ruang dikhawatirkan mikroba-mikroba yang ada di udara bebas akan merusak susu tersebut. Masa simpan dalam suhu ruang tak lebih dari 2 jam.

* Bila disimpan dalam lemari pendingin, kemungkinan mampu bertahan selama 12 jam. Namun usahakan menggunakan wadah yang telah disterilisasi (dapat menggunakan gelas atau botol gelas yang telah direbus).

* Mikroba yang berada di udara akan mencemari susu segar yang telah diperah. Ini karena kondisi suhu udara dan tingkat kelembapan di Indonesia tinggi (rata-rata 28° - 30° C).


Susu UHT (Ultra High Temperature)

* Susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135° C selama 2 detik dan segera dikemas dalam kemasan steril.

* Pemanasan dengan suhu mencapai 135° C sudah mampu membunuh bakteri yang ada.

* Citarasa susunya sudah tidak terlalu bagus karena telah melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi.

* Kelebihan proses ini tidak menghilangkan kandungan nutrisi mikro, seperti vitamin dan mineral.

* Kandungan gizinya telah diformulasikan menyerupai susu segar dan susu formula bubuk. Kandungannya tidak kurang dari 3,25 persen lemak susu dan 8,25 persen padatan bukan lemak.

* Dapat disimpan dalam suhu ruangan.

* Waktu penyimpanan mencapai 6 bulan sampai dengan setahun untuk kemasan yang belum dibuka.



Susu Sterilisasi

Beberapa produsen susu mengeluarkan produk susu "penambah energi". Kandungan kalori, protein, dan mineralnya memang lebih tinggi dibandingkan susu formula lainnya. Alhasil, energi yang masuk ke tubuh anak pun diyakini secara otomatis lebih tinggi. Selain itu, susu jenis ini memang lebih mudah diserap oleh pencernaan karena komposisi lemaknya berbentuk MCT ( Medium Chain Triglycerides ). Bahkan, susunan asam amino yang terkadung di dalamnya pun tergolong lengkap untuk melakukan sintesa protein.

Biasanya, susu ini dikategorikan sebagai menu tambahan atau pelengkap. Namun mengingat kandungan zat gizinya memang terbilang komplet, susu penambah energi ini boleh dikatakan sebagai pengganti makanan. Meski demikian bukan berarti anak hanya mengonsumsi susu ini dan tak perlu lagi menyantap makanan yang lain.

Susu penambah energi sebaiknya diberikan pada anak yang nafsu makannya tergolong buruk atau rendah. Namun sekali lagi, alangkah baiknya jika orang tua lebih dulu berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi anak untuk mencari tahu apa penyebab buruknya nafsu makan si kecil. Apakah karena gangguan medis atau ada faktor psikologis, semisal bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja maupun suasana makan yang tidak menyenangkan.



Susu Pateurisasi

Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam kemasan steril . Selain susu segar, proses pengawetan dengan cara pasteurisasi diterapkan pula pada susu rekonstitusi dan susu rekombinasi. Susu rekonstitusi adalah susu cair yang disiapkan dengan penambahan air pada bubuk susu berlemak ( full cream), atau bubuk susu skim, atau bubuk susu rendah lemak. Sedangkan susu rekombinasi adalah susu cair yang dihasilkan dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan air.

* Suhu saat dilakukan pemanasan mencapai 65° C sampai 80° C agar dapat mematikan bakteri penyebab penyakit.

* Kandungan gizi susu pasteurisasi telah diformulasikan sama dengan susu segar dan susu formula bubuk. Kandungan lemak susunya tidak kurang dari 3,25 persen dan 8,25 persen padatan bukan lemak.

* Citarasa susunya masih baik karena tidak melalui proses pemanasan yang tinggi.

* Masa simpannya antara 5-7 hari pada suhu 4° C atau dalam lemari pendingin.



Susu Kental Manis

* Produk susu kental manis diperoleh dengan cara menghilangkan sebagian air melalui proses evaporasi (penguapan) sehingga diperoleh kepekatan tertentu.

* Kandungan gizinya berbeda dari susu segar. Bahkan kandungan vitaminnya lebih rendah bila dibandingkan dengan susu segar. Susu jenis ini memang tidak ditujukan untuk pemenuhan pola 4 sehat 5 sempurna. Lebih banyak digunakan sebagai campuran bahan masakan.

* Kandungan gula dan lemaknya sangat tinggi, sehingga tidak cocok diberikan kepada bayi.

* Produk ini dapat digolongkan sebagai produk dengan masa kedaluwarsa panjang karena tingginya kandungan gula yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kemasan yang belum dibuka mampu bertahan sampai 2 tahun. Sedangkan kemasan yang sudah dibuka hanya mampu bertahan kurang lebih 2 bulan, itu pun bila disimpan dalam lemari pendingin.



Tips Memilih Susu Cair

M emilih produk susu cair tidaklah sulit. Yang penting periksa dengan teliti sebelum membeli. Berikut panduannya:

* Pilih produk dengan kemasan sempurna (tidak cacat, tidak penyok, dan sebagainya).

* Baca tanggal kedaluwarsa yang terdapat dalam kemasan.

* Bila kemasan sudah tampak menggembung, pertanda sudah tercemar oleh mikroba.

* Walaupun kemasan produk terlihat sempurna (tidak cacat), cobalah keluarkan sebagian. Cicipi apakah terasa asam. Bila asam pertanda sudah ada bakteri di dalamnya. Ini bisa terjadi karena kebocoran kemasan yang sangat kecil sekalipun. Selanjutnya, bakteri penghasil asam itu akan membuat cairan susu menggumpal.


Sumber :
Utami Sri Rahayu
Narasumber: Dr. Ir. Nuri Andarwulan dari Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor
17 September 2009
http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah06305-07.htm

Sumber Gambar:
http://breakingupdate.com/files/drink-milk.jpg

Mengapa Anak Perlu Minum Susu ?


Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu setiap hari patut diacungi jempol. Kendati sebaiknya harus dibarengi pemahaman mengapa setiap orang perlu minum susu.

Bagi generasi orang tua atau kakek-nenek kita boleh jadi minum susu bukanlah bagian dari kehidupan mereka. Budaya tersebut mungkin terkait erat dengan persepsi salah yang terbawa sejak zaman baheula : susu dianggap identik sebagai minuman kaum penjajah. Untunglah tampil Prof. Poerwo Sudarmo yang dijuluki Bapak Gizi Indonesia, dengan gagasan briliannya "Empat Sehat Lima Sempurna". Bertitik tolak dari pola makan inilah, susu menjadi bagian tak terpisahkan dari asupan makanan bergizi.

Begitu gencarnya pola makan tersebut didengungkan, kini mayoritas keluarga muda Indonesia mewajibkan anaknya minum susu. Bahkan tak sedikit yang "memaksa" buah hati mereka minum susu setiap hari bahkan sesering mungkin tanpa dibarengi pemahaman mengapa hal tersebut dilakukan dan seberapa banyak porsi susu yang perlu diberikan.

Pada prinsipnya, memang hanya bayi yang wajib minum susu. Soalnya, sampai usia 6 bulan, susu merupakan satu-satunya sumber makanan bagi bayi.

Setiap bayi berhak mendapat ASI. Kandungan gizi dalam ASI sudah sedemikian komplet dan bisa memenuhi kebutuhan tubuh untuk tumbuh sekaligus otaknya untuk berkembang. Sayangnya, tidak semua ibu beruntung bisa memberikan ASI kepada buah hatinya karena beberapa kondisi. Di antaranya produksi ASI tak lancar, atau penyakit tertentu yang mengharuskan ibu menghentikan pemberian ASI-nya. Pada kondisi-kondisi itulah kehadiran susu formula mau tidak mau menjadi kebutuhan tersendiri. Kendati bukan rahasia umum kalau susu formula diproduksi dari sumber hewani ataupun nabati.

JANGAN BERHENTI MINUM SUSU

Seperti sudah disinggung tadi, setelah anak berusia 6 bulan susu berperan sebagai pelengkap atau bukan lagi makanan utamanya. Di usia ini anak-anak sudah sangat aktif dan mulai banyak membutuhkan zat gizi lain yang tidak akan terpenuhi kalau hanya mengandalkan susu. Sekalipun begitu, orang tua sebaiknya tidak menghentikan kebiasaan minum susu pada anak, setidaknya sampai usia 12 tahun. Mengapa harus demikian, inilah penjelasannya:

LIMA ALASAN PERLUNYA MINUM SUSU

1. Kandungan gizi yang terdapat dalam susu lebih mudah diserap tubuh dibanding makanan lainnya.

2. Konsumsi makanan bergizi yang terdapat dalam 4 sehat 3 kali sehari perlu disempurnakan dengan susu.

3. Asupan mineral ke tubuh akan kurang bila tidak ditambah dengan susu. Untuk anak 1 tahun ke atas, contohnya, kebutuhan kalsiumnya adalah 800-1.200 mg/hari, sedangkan untuk bayi 1 tahun ke bawah kebutuhannya hanya 300 mg/hari. Kebutuhan ini tidak akan tercukupi dari makanan saja, sehingga harus ditambah dengan susu yang kaya akan kalsium. Kalsium yang terkandung dalam susu dalam jangka panjang bermanfaat mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang.

4. Kebutuhan lain yang bisa dipenuhi dengan minum susu secara teratur adalah Vitamin A dan D. Kedua vitamin ini pun sangat sulit tercukupi bila hanya mengandalkan asupan makanan saja.

5. Susu kaya akan kandungan triptofan yang bermanfaat mengistirahatkan sel-sel tubuh. Dengan kata lain, minum susu di malam hari dapat membuat tidur lebih nyenyak, dan tubuh bisa istirahat secara optimal.

Dengan adanya kelima alasan ini, mulai sekarang ayah-ibu sudah tahu dong mengapa anak perlu didorong minum susu meskipun itu bukan lagi makanan utamanya.

Sumber:
Gazali Solahuddin
Konsultan Ahli: Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) , dari RSAB Harapan Kita, Jakarta
http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah06305-01.htm
17 September 2009

Sumber Gambar:
http://en.ce.cn/Life/health/200804/03/W020080403552798948157.jpg

Tips Minum Susu

1. Pastikan susu yang Anda minum berasal dari susu murni. Untuk susu dalam kemasan yang diproses dengan sistem UHT (Ultra High Temperature) usahakan langsung dihabiskan. Jika kemasannya besar, dan Anda tidak mampu menghabiskan sekaligus, segera masukkan ke dalam almari pendingin.

2. Sebelum mengonsumsi susu dalam kemasan, lihat dulu tanggal kadaluwarsanya. Jangan pernah minum susu yang telah kadaluwarsanya walaupun baru lewat sehari.

3. Sarapan sebelum Minum Susu. Pada sejumlah orang, susu sebaiknya diminum setelah sarapan terlebih dahulu. Ini untuk menghindari sakit perut atau mulas.

4. Susu sapi lebih baik dibanding susu kedelai. Jika tidak ada masalah dengan kolesterol, sebaiknya mengonsumsi susu sapi dibanding susu kedelai.

5. Kalsium dalam susu tidak bisa diserap dengan baik apabila dibarengi asupan gula dalam kadar yang tinggi. Karena itu, kalau bisa, minum susu tanpa gula. Orang tua sebaiknya juga membiasakan anak-anak untuk mengonsumsi susu tanpa gula sejak dini.

6. Asupan protein tinggi juga menghambat penyerapan kalsium. Gejala ini bisa dilihat pada masyarakat di negara maju. Walau tingkat konsumsi susu mereka tinggi, namun risiko osteoporosis tetap tinggi. Ini karena mereka banyak mengonsumsi daging yang berprotein tinggi.

7. Susu cair tidak perlu dimasak lagi karena sudah melalaui proses pasteurisasi, dimana kuman patogen penyebab penyakit sudah dibuang. Segera simpan susu cair yang sudah dibeli di dalam almari es, bukan di freezer-nya. Susu adalah makanan yang mudak menyerap bau, karena itu usahakan tidak ada makanan dengan bau menyengat di dalam almari es. dsb
- 30 Mei 2009

Sumber :
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a97c37ca1941f04c8822733923adb673&jenis=c74d97b01eae257e44aa9d5bade97baf&PHPSESSID=a1bd40add9ec37ed59be1198c3d1c2c8
17 September 2009

Minum Susu Mentah Kurangi Resiko Asma

Menurut penemuan dari sebuah studi di Eropa, mengkonsumsi susu mentah tampaknya dapat mengurangi resiko terhadap asma dan alergi.

“Semua anak yang mengkonsumsi susu dari peternakan yang belum distrelisasi dan makan produk susu peternakan lainnya menunjukkan tingkat perlindungan yang sama terhadap asma dan alergi, dengan mengabaikan apakah mereka tinggal di peternakan atau tidak,” kata penulis Dr. Marco Waser, dari Universitas Basel di Swiss dalam sebuah pernyataan singkat. Manfaat terbesar akan diperoleh ketika mengkonsumsi susu mentah sejak usia dini, tambahnya.

Penemuan yang tertulis dalam jurnal Clinical and Experimental Allergy adalah berdasarkan studi yang dilakukan terhadap 14.893 anak pada usia antara 5 dan 13 tahun yang diambil dari masyarakat peternakan, pedesaan dan pinggiran kota di seluruh Eropa. Konsumsi makanan ditentukan melalui daftar pertanyaan orang tua.

Konsumsi susu peternakan dikaitkan dengan berkurangnya resiko terhadap asma dan alergi. Seperti tercatat, manfaat-manfaat ini nyata terlihat tanpa memperhitungkan lingkungan tempat tinggal anak-anak tersebut.

Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi khasiat-khasiat dari susu mentah yang memberikan perlindungan melawan asma dan alergi, kata Waser. (rtr/ The Epoch Times)

- 10 September 2009

Sumber :
http://www.erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/4686-minum-susu-mentah-kurangi-resiko-asma
17 September 2009

Orang Indonesia Kurang Minum Susu

Konsumsi susu penduduk Indonesia dinilai masih sangat rendah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM). "Orang Indonesia kurang minum susu," kata Guru Besar Pagan dan Gizi IPB Prof Ali Khomsan. Hal ini disampaikan dia dalam diskusi "Minum Susu Setiap hari perisai kita" dalam rangka Hari Susu Sedunia yang jatuh pada 1 Juni di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/6/2007).

Menurut data tahun 2006, konsumsi susu penduduk Indonesia hanya mencapai hanya 7,7 liter per orang per tahun. Kalah jauh dengan konsumsi susu penduduk India yang mencapai 44,9 liter per orang per tahun. "Untuk mengejar konsumsi susu di India membutuhkan waktu 120 tahun," ujar Khomsan. Bahkan konsumsi susu penduduk Indonesia kalah dengan negara tetangga Malaysia. Penduduk negeri jiran ini meminum 25 liter per orang per tahun. Indonesia menempati urutan ke delapan soal minum susu. India paling rajin, diikuti Thailand dengan 25,1 liter per orang per tahun, kemudian Malaysia. Singapura di urutan keempat dengan 20,8 liter per orang per tahun, Cina 13,2 liter per orang per tahun, Filipina 11 liter per orang per tahun, Vietnam 8,5 liter per orang per tahun. (nal/sss)
- 20 Juni 2007

Sumber :
Frida Juli Windiarti
http://www.detiknews.com/read/2007/06/20/164136/795823/10/orang-indonesia-kurang-minum-susu
17 September 2009

Minum Susu, Siapa Takut?

Sensitif Susu?
Bayangkan situasi ini, si dia sudah menggunakan pakaian seksi di ranjang dan menggoda Anda dengan penuh kemanjaan. Anda pun sudah mulai tegoda dan mulai menyentuhnya. Tapi tiba-tiba, “kruk..kruk..kruk”, bunyi-bunyi aneh serta merta terdengar dari perut Anda. Hal kecil ini pastinya sudah membuat suasana romantis menjadi serba kacau. Diperparah lagi, bunyi-bunyian tersebut semakin terdengar keras dan perut Anda pun semakin perih.

Kalau sudah begini, tidak hanya mood yang hilang, si dia pun menjadi sebal dengan tolakan Anda atas ajakannya. Tapi bagaimana tidak mau menolak, kondisi perut memang tidak bisa diajak kompromi. Setelah Anda ingat-ingat kembali, ternyata makanan yang terakhir Anda konsumsi hanyalah susu. Tidak ada makanan pedas dan jajanan tidak higienis yang Anda makan. Apakah susu adalah biang sumber permaslahannya? Padahal orang lain dapat bebas minum susu untuk memenuhi keinginannya membentuk tubuh atletis.

Mungkin beberapa dari Anda ada juga yang mengalami gejala serupa seperti: mulas-mulas, sakit perut hingga diare setelah mengonsumsi susu atau produk yang mengandung susu. Coba ingat, kapankah terakhir Anda minum susu. Kalau Anda mengalami gejala tersebut, kemungkinan besar Anda mengalami intoleransi laktosa.

Frekuensi tinggi pada orang Asia
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan sistem tubuh untuk memecah laktosa (jenis gula yang ditemukan di susu dan produk-produk susu) karena kurangnya enzim laktase. Akibatnya, laktosa tidak dapat diserap oleh sistem pencernaan dan tertinggal di usus. Laktosa tersebut ”dimakan” oleh bakteri di usus yang menghasilkan gas. Proses ini juga yang mengakibatkan gejala-gejala seperti kram perut, flatulensi dan diare. Hal yang sama terjadi seperti kasus diatas.

Apa penyebab kurangnya enzim laktase? Ada dua faktor utama, yaitu lingkungan dan genetik. Seseorang yang dibesarkan di lingkungan tanpa kebiasaan mengonsumsi produk susu, misalnya masyarakat Asia dan Afrika, bisa mengalami intoleransi laktosa.

Penyebab lain adalah infeksi parasit usus seperti giardia. Dari sisi genetik, suatu tim peneliti dari University of California menemukan adanya variasi pada DNA yang memunculkan sifat intoleransi laktosa. Jadi jangan heran jika suku bangsa yang berbeda, bahkan antarindividu dalam suku bangsa yang sama, menampilkan respon tubuh yang berbeda terhadap konsumsi produk susu.

Sekitar 75% penduduk dunia mengalami intoleransi laktosa, yang mayoritas ditemukan pada penduduk Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Di Asia sendiri, terutama Asia Tenggara, hampir 100% penduduknya memiliki intoleransi laktosa. Pria dan wanita memiliki kemungkinan sama besar untuk mengalaminya, terutama pada usia 20-40 tahun.

Pilih susu yang tepat
Untuk menghindari gejala-gejala yang tidak diinginkan akibat intoleransi laktosa, biasakan minum susu secara bertahap terlebih dulu, sehingga pencernaan dapat beradaptasi untuk memproduksi kembali enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Setelah terbiasa dan tidak ada keluhan, maka Anda dapat mengonsumsi susu dalam takaran yang sesuai dengan saran penyajian. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi produk yang mengandung laktosa tinggi seperti susu dan produknya (mentega, es krim, keju dan lain-lain). Susu sapi segar mengandung sekitar 4,7% laktosa.

Lalu bagaimana kita memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama protein? Bukankah susu merupakan sumber nutrisi yang sangat penting dan wajib dikonsumsi setiap hari? Lalu bagaimana dengan penderita intoleransi laktosa, apakah mereka seterusnya tidak boleh minum susu? Tentu saja tidak. Sebagai sumber protein, kalsium, vitamin dan mineral yang dibutuhkan sehari-hari, susu tetap harus dikonsumsi semua orang. Solusi untuk penderita intoleransi laktosa adalah memilih susu rendah laktosa (misalnya yoghurt dan kefir) atau susu dari bahan dasar tumbuhan yang 100% bebas laktosa seperti susu kedelai. (yun)
- 16 Juli 2008

Sumber :
http://www.nutrifood.co.id/id/minum-susu-siapa-takut
17 September 2009

Lima Jenis Pantangan Setelah Minum Susu

Susu adalah minuman yang sangat baik bagi kesehatan. Seringnya minum susu sangat bermanfaat bagi kesehatan, tetapi dalam hidup sehari-hari kita juga harus berhati-hati, bahwa ada sebagian makanan tidak boleh dimakan bersamaan. Inilah beberapa hal yang harus dihindari setelah kita mengkonsumsi susu karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan pada tubuh kita.


1.Jeruk dan susu

Dalam satu jam sebelum dan sesudah minum susu, tidak cocok makan jeruk. Sebab protein di dalam susu jika bertemu dengan tartaric acid yang terkandung dalam jeruk, akan mengeras, dengan demikian akan mempengaruhi daya serap dan daya cerna terhadap susu, pada saat yang sama juga tidak cocok mengonsumsi jenis buah-buahan lain yang asam. Jadi sebaiknya hal tersebut dihindar agar kesehatan kita tidak terpengaruh.


2.Jus dan susu

Protein dalam susu 80% adalah protein dadih kental (casein), pada saat sifat asam susu di bawah 4.6 ph, sejumlah besar protein dadih kental akan menjadi melekat jadi satu, mengendap, sukar untuk menyerap dan mencernakan, yang gawat mungkin akan mengakibatkan gangguan pada pencernaan atau akan berakibat buang-buang air, itulah sebabnya ke dalam susu tidak boleh dicampurkan jus dan minuman-minuman yang bersifat asam agar kesehatan kita tidak terganggu.


3.Susu dan gula

Susu mengandung leucine (asam amino), bila dalam keadaan panas dimasukkan gula akan bereaksi menjadi leucine fructosyl (radikal fluktosa) yang beracun, dapat merusak tubuh orang. Susu segar dalam kondisi mendidih jangan dicampur gula, tunggu agak dingin baru masukkan gula agar tidak berbahaya bagi kesehatan kita.


4.Susu dan coklat

Susu mengandung banyak protein dan kalsium, tetapi coklat mengandung asam oksalat, bila keduanya dimakan bersamaan, akan menjadi kalsium yang bersifat non larut, sangat mempengaruhi daya serap terhadap kalsium, akan menimbulkan gejala rambut kering, buang-buang air, lambatnya pertumbuhan serta gejala-gejala yang lain yang merugikan kesehatan kita.


5.Susu dan obat

Ada orang suka minum obat dengan susu, dan mereka beranggapan bahwa itu baik bagi kesehatan, air putih diganti dengan susu, padahal susu jelas-jelas dapat mempengaruhi tubuh dalam menyerap obat. Karena susu mudah melapisi permukaan obat dengan membentuk sebuah selaput, maka akan membuat unsur-unsur yang terkandung dalam susu seperti kalsium, magnesium serta unsur-unsur lainnya timbul reaksi kimia dengan obat, menjadi materi yang tidak bisa larut dalam air, dengan demikian akan mempengaruhi kemampuan daya buang dan daya serap terhadap obat. Oleh karena itu, sebelum dan sesudah minum obat satu jam jangan minum susu. Semoga info tentang susu ini dapat berguna bagi kita semua, agar kesehatan kita tetap terjaga.
- 8 Maret 2009

Sumber :
http://warnadunia.com/lima-jenis-pantangan-setelah-minum-susu/
17 September 2009

Ayo, Minum Susu!

Takut gemuk bila minum susu? Jangan salah, susu dianjurkan masuk dalam menu diet Anda.

Banyak wanita yang menghindari susu dengan alasan takut gemuk. Padahal, susu malah dianjurkan masuk ke dalam menu diet, untuk menghindari kekurangan gizi akibat pembatasan jumlah makanan.

Ir. Kresnawan MSc - Kepala Subdit Bina Konsumsi Makanan. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, mengatakan, “Gizi lengkap dan seimbang sangatlah penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia. Susu sebagai makanan cair, merupakan salah satu sumber nutrisi yang sangat penting dan mudah untuk diserap tubuh,” katanya.

Untuk bayi, berikanlah hanya ASI hingga berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan Makanan Pendaping ASI (MP ASI) dan teruskan memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun. Setelah 2 tahun, anak dapat minum susu alami 3 kali sehari disamping makanan bergizi lainnya. Untuk seterusnya, susu sangat baik diminum sepanjang masa untuk kesehatan.

Susu alami mengandung kandungan zat gizi yang lengkap dan lebih mudah diserap seperti: protein, vitamin D, kalsium, fosfor, magnesium, imunoglobulin, vitamin A, zinc, asam lemak essensial, laktosa dan asam amino esensial, yang semuanya diperlukan bagi tubuh kita.

Kandungan zat gizi, seperti protein, kalsium, mineral dalam susu amat penting bagi proses pembentukan tulang, gigi, dan otot pada tubuh. Susu berkhasiat pula mengatasi insomnia dan gangguan pencernaan.

Perkembangan teknologi memungkinkan penambahan zat-zat gizi lain, seperti serat, vitamin, dan bakteri penyeimbang ekologi usus, untuk memperkaya kandungan nutrisi dalam susu. Karena banyaknya khasiat yang terkandung dalam susu, ahli gizi menyarankan mengonsumsi dua gelas susu dalam sehari.

Sayangnya, banyak orang Indonesia yang tidak menyadari pentingnya minum susu. Konsumsi susu di Indonesia tahun 2007 merupakan yang terendah dibanding negara Asia lainnya, yaitu hanya 9,0 liter per kapita per tahun, sedangkan Malaysia mencapai 25,4 liter per kapita per tahun dan Vietnam 10,7 liter per kapita per tahun (sumber : Data Internal Tetra Pak Indonesia).

Sebagai bagian dari Kampanye Minum Susu 2008, Tetra Pak Indonesia perusahaan kemasan pangan, mengadakan Seminar Edukasi mengenai Gizi bagi para kader PKK dengan tema “Ibu Penentu Gizi Keluarga”. Seminar PKK ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai pentingnya gizi seimbang yang mana susu merupakan salah satu asupan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Hj. Tatiek Fauzi Bowo, Ketua Tim Penggerak PKK DKI mengatakan, “Di dalam keluarga, peran ibu sangatlah besar dalam menentukan kesehatan dan pendidikan keluarga. Untuk itu, sangat penting bagi ibu, agar dapat memberikan yang terbaik bagi keluarga khususnya untuk pemenuhan gizi keluarga.”

Jadi, yuk, ajak keluarga Anda minum setidaknya segelas susu setiap hari!
- 21 November 2008

Sumber :
Petti Lubis
http://kosmo.vivanews.com/news/read/11025-ayo__minum_susu_
17 September 2009

Ayo, Biasakan Minum Susu!

Kampanye minum susu terus digalakkan. Di mana-mana. Di Indonesia, berbagai lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan pun gencar menggugah masyarakat lewat tagline Susu Alami untuk Semua.

"Kandungan gizi susu alami lengkap dan lebih mudah diserap. Sebutlah protein, vitamin D, kalsium, fosfor, magnesiaum, imunoglobulin, vitamin A, zinc, asam lemak esensial, laktosa, dan asam amino esensial. Semua penting bagi tubuh kita," kata Dr Rachmi Untoro MPH, staf ahli Menteri Bidang Mediko Legal Depkes RI.

Susu mengandung protein bermutu tinggi dengan kadar lemak 3-3,8%. Cairan putih pekat ini adalah sumber kalsium dan fosfor yang baik dengan vitamin A, thiamin, niacin, riboflavin, dan sedikit zat besi.

Kadar air di dalam susu adalah 87,5%. Meski kandungan gulanya cukup tinggi, 5%, rasanya susu alami tidak terlalu manis. Kadar kemanisan gula susu atau laktosa lebih rendah dibandingkan gula pasir atau sukrosa.

Sementara susu dalam kemasan yang begitu praktis kini tersedia dalam beragam rasa dan bisa dibeli di banyak tempat. Tapi, sebaiknya, kenali terlebih dahulu berbagai jenis susu berdasarkan jenis pengolahannya.

Yang paling dikenal masyarakat adalah susu pasteurisasi. Susu ini dipanaskan dengan suhu tinggi sehingga bakteri berbahaya yang ada dalamnya mati. Dalam proses pasteurisa, susu dialirkan melalui suatu pipa yang ditutup dengan pemanas bertemperatur 72�C selama 15 menit.

Setelah itu, susu didinginkan hingga mencapai suhu 10�C untuk mencegah pertumbuhan dan pengembangbiakan bakteri yang masih tinggal. Pasteurisasi tidak menggunakan zat pengawet sehingga susu aman untuk diminum dan lebih awet atau shelf life. Susu pasteurisasi harus disimpan di lemari pendingin.

Berikutnya adalah susu UHT yang banyak dijual dalam bentuk kemasan siap minum. Susu ini disebut juga sterilisasi, yaitu susu yang dipasteurisasi dengan menggunakan ultra-high temperature (UHT) 143�C selama 5 detik.

Susu UHT bisa bertahan dua tahun tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tapi, begitu kemasannya dibuka, susu harus disimpan di lemari pendingin dan jangan lebih dari lima hari.

Jika dibiarkan di ruang terbuka, susu akan menjadi asam (rusak) dalam sehari. Menurut Institute of Food Technologists, UHT adalah penemuan terpenting dalam ilmu pangan abad 20.

Selanjutnya susu homogenisasi yang merupakan emulsi, campuran antara minyak atau lemak susu dan air. Susu perlu dihomogenkan agar partikel lemak susu tersebar dan bercampur dengan air, tidak hanya mengambang di permukaan.

Homogenisasi adalah proses mekanik untuk mengubah ukuran alami globula lemak. Di pabrik, selain diaduk, susu juga disemprotkan melalui lubang yang sangat kecil hingga globula-globula lemak 'pecah' menjadi ukuran kecil dan lemak menyebar.

Proses itulah yang membuat susu bertekstur lembut dan kental. Homogenisasi tidak mengubah nilai gizi susu.

Ada lagi susu evaporated, susu kental yang dihasilkan dari pemanasan 60%. Kandungan airnya diuapkan secara vakum dari susu utuh (wholemilk), kemudian dihomogenisasi, dikemas dalam kaleng, dan distrerilkan. Masa simpannya lama selama kaleng belum dibuka.

Lalu, susu kental manis, yakni susu yang telah diawetkan dengan pemanasan, mengurangi separo jumlah airnya, dan ditambah gula 44% sebagai pengawetnya. Tingginya kadar gula membuat daya simpannya cukup lama.

Ada pula susu bubuk yang diawetkan dengan cara menguapkan airnya. Dalam keadaan kering, tidak ada bakteri yang bisa hidup sehingga susu pun awet. Mula-mula, susu dikentalkan dalam keadaan tekanan rendah, kemudian diembuskan melalui semprotan halus hingga menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Susu bubuk terbagi menjadi tiga jenis, yaitu susu bubuk skim, susu bubuk whole, dan susu bubuk buttermilk.

Susu skim adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada di bawah batas minimal yang telah ditetapkan. Sementara susu nonfat adalah susu yang praktis telah bebas dari kandungan lemak. [Bersambung/I3]

- 7 Juni 2008

Sumber :
Vina Ramitha
http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/06/07/32161/ayo-biasakan-minum-susu/
17 September 2009

Minum Susu Bikin Panjang Umur

Anda rajin minum susu? Teruskanlah kebiasaan baik itu. Peneliti di Inggris menemukan rutin minum susu mengurangi peluang mati lebih cepat karena stroke dan jantung.

Profesor dari tiga universitas di Inggris menemukan minum susu dapat mengurangi ancaman jantung koroner dan stroke hingga 20%. Padahal selama ini susu hanya dikaitkan dengan kalsium untuk pertumbuhan dan menjaga tulang.

University of Reading mengumumkan bahwa ini adalah pertama kalinya penemuan risiko penyakit yang dikaitkan dengan susu menyusul tingginya jumlah kematian yang diakibatkan jantung dan stroke.

Para peneliti membandingkan informasi dari lebih 300 kajian yang sebelumnya telah dilakukan pada susu dan hubungannya dengan stroke, jantung koroner dan penyakit diabetes, yang kemudian dibandingkan dengan informasi mengenai jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah-masalah kesehatan.

"Temuan kami jelas menunjukkan bahwa ketika jumlah kematian dari serangan jantung, stroke dan kanker colo-rectal dihitung ada bukti kuat dari keseluruhan pengurangan risiko mati dari penyakit kronis akibat konsumsi susu," kata Profesor Ian Givens, dari University of Reading seperti dilansir dari Health, Selasa (28/7/2009).

Bukti yang sangat jelas bahwa susu memberikan manfaat yang lebih untuk pencegahan penyakit ini dan tidak hanya sekedar untuk kesehatan tulang.

Sementara Departemen Pertanian AS juga telah merekomendasikan agar masyarakat minum susu secara teratur. Selain manfaat kalsium untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang, susu juga mengandung potasium yakni nutrisi yang dapat menjaga tekanan darah sehingga jauh dari ancaman stroke.
- 28 Juli 2009

Sumber :
Irna Gustia
http://health.detik.com/read/2009/07/28/080828/1172575/766/minum-susu-bikin-panjang-umur
17 September 2009

Minum Susu

AYO MINUM SUSU
Susu itu minuman yang nikmat dan banyak manfaatnya, sayang sekali jika anda tidak suka minum susu. Kalau diminta memilih antara susu dan minuman bersoda, sebagaian besar dari kita pasti lebih memilih minuman bersoda dari pada susu.

Memang tidak mengherankan kalau sebagian besar dari kita lebih memilih minuman bersoda karena kesadran masyarakat kita untuk minum susu masih sangat rendah. Hal ini diperkuat dari hasil survey tingkat konsumsi susu di Indonesia menduduki peringkat terendah di antara Negara asia lainnya.

Kebanyakan dari masyarakat kita masih memiliki persepsi bahwa susu adalah minuman anak-anak atau minuman yang menggemukan. Makanya tidak heran jika minuman bersoda lebih popular apalagi kalau sedang gaul Ketimbang minum susu. Padahal asal kita tau saja bahwa minuman besoda bisa meluruhkan tulang !!

SUPER LENGKAP
Tahukah anda kenapa sampai usia tertentu bayi hanya diperbolehkan minum susu ? ya, karena kandungan gizi yang terdapat dalam susu memang lengkap sekali. Tapi tidak Cuma bayi atau balita yang butuh susu, kita pun sebenarnya harus tetap mengkonsumsinya. Seperti yang diutarakan oleh para ahli bahwa susu mengandung 87% unsur air dan 13% unsure bahan padat yang berupa protein yang berkualitas tinggi, karbohidrat, vitamin dan mineral.

Jika dirinci lebih jauh, pasti kita akan semakin yakin bahwa si putih ini memang patut dikonsumsi. Proteinnya mampu meningkatkan kekebalan tubuh, kita pun lebih fit dan tidak gampang sakit. Mutunya pun setara dengan protein yang terdapat dalam daging dan telur. Beragam vitamin A, D, B6 dan riboflavin di dalamnya bisa menjaga kesehatan kulit dan mata.

Sementara mineralnya yang terdiri dari kalsium, fosfor dan magnesium, penting sekali bagi kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga mineral tersebut bisa mempertahankan tekanan darah. Memelihara kerja otot-otot tubuh serta mencegah otot kram atau ngilu yang biasanya muncul saat PMS. Tanpa perlu suplemen, cukup minum susu 70% kalsium yang dibutuhkan tubuh sudah terpenuhi.

Memang tidak seperti aspirin yang efeknya dapat dirasakan dalam beberapa menit saja. Sama seperti tabungan jangka panjang, konsumsi susu sedari dini bakal kita rasakan nanti.
- 6 Mei 2009

Sumber :
http://pusatmedis.com/minum-susu_195.htm
17 September 2009

Budaya Minum Susu dan Peringkat SDM Kita

Budaya minum susu secara tidak langsung diperkenalkan oleh penjajah Belanda. Namun, pada saat itu kita sebagai inlander hanya sekadar melihat dan mungkin meneteskan air liur melihat bangsa penjajah menikmati susu. Sementara, bangsa Indonesia harus berjuang keras untuk merebut kemerdekaan sehingga makan pun hanya seadanya. Minum susu hanyalah sekadar mimpi di zaman itu.Tertanam di benak kita bahwa kalau ingin mempunyai postur tinggi besar seperti orang Belanda dan ingin berkuasa seperti bangsa penjajah, maka minumlah susu.

Pada awal tahun 1950-an Prof Poorwo Sudarmo (Bapak Gizi Indonesia) mencetuskan empat sehat lima sempurna dengan menempatkan susu pada urutan terakhir. Karena ada kata sempurna, maka seolah-olah susu adalah penyempurna makanan kita sehari-hari. Padahal, barangkali saja susu diletakkan di urutan terakhir karena bangsa kita belum begitu mengenal susu dan juga susu masih merupakan barang langka yang harganya mahal.


Saat ini konsumsi susu bangsa Indonesia, meski sudah merdeka 57 tahun, ternyata masih sangat rendah yaitu hanya 5,10 kg/kap/tahun. Kalau kita telusur tren konsumsi susu dari tahun ke tahun, tampaknya memang ada kemajuan. Namun, kemajuan tersebut relatif lambat. Pada tahun 1970 konsumsi susu penduduk Indonesia hanya 1,82 kg/kap/ tahun, sepuluh tahun kemudian menjadi 4,36 kg (1980).

Krisis ekonomi berdampak buruk pada kemampuan masyarakat untuk membeli susu. Puncak konsumsi susu yang dicapai pada tahun 1995 (6,99 kg/kap/tahun) terus merosot hingga menjadi 5,10 kg/kap/tahun (1998). Konsumsi pangan hewani lainnya (telur dan daging) juga menurun pascakrisis ekonomi.

Angka-angka tadi bisa diterjemahkan dalam ukuran rumah tangga yaitu pada tahun 1998 rata-rata bangsa Indonesia hanya minum susu 1/2 gelas per minggu (14 gr/hari), satu butir telur/minggu (7 gr/hari), dan dua potong daging/minggu (20 gr/hari). Itulah cermin konsumsi makanan bergizi yang selama ini dimakan oleh masyarakat kita. Kita tidak bisa berharap terlalu banyak bahwa bangsa kita akan menjadi bangsa yang unggul dengan kualitas yang baik, apabila konsumsi makanan sehari-hari sangat minim akan pangan hewani asal ternak yang secara gizi berkualitas.

Budaya minum susu yang masih sangat rendah bisa dipahami dari beberapa segi.

Pertama, susu masih dianggap barang luks yang harganya mahal. Saat ini harga susu sekitar Rp 1.800 per liter atau setara dengan harga 1/2 kg beras. Di tengah kehidupan yang semakin sulit akibat krisis berkepanjangan, maka dapat dimaklumi kalau mayoritas masyarakat Indonesia lebih mementingkan membeli pangan sumber karbohidrat daripada sumber protein/mineral. Yang penting perut seluruh anggota keluarga bisa kenyang, sementara gizi adalah urusan belakangan.

Mahalnya harga susu mungkin disebabkan oleh sistem peternakan sapi perah di Indonesia yang belum efisien. Dan hal ini terjadi karena sapi perah sebenarnya berasal dari negara-negara subtropis, sehingga ketika harus berproduksi di negara tropis seperti Indonesia susu yang dihasilkan tidak sebanyak seperti di negara asalnya. Data tahun 1998 menunjukkan bahwa permintaan susu di Indonesia adalah sebesar 1.034,6 ribu ton. Demand ini dipenuhi dari produksi dalam negeri 1/3 dan 2/3 sisanya berasal dari impor. Jadi, lengkaplah alasan mengapa susu masih menjadi barang mahal.

Alasan kedua mengapa kita jarang minum susu adalah takut dengan masalah lactose intolerance. Pada usia bayi dan anak-anak tubuh kita menghasilkan enzim laktase dalam jumlah cukup sehingga susu dapat dicerna dengan baik. Ketika menginjak usia dewasa keberadaan enzim laktase semakin menurun sehingga sebagian dari kita akan menderita diare bila minum susu.

Penelitian di AS membuktikan bahwa konsumsi susu satu-dua cangkir pada penderita lactose intolerance tidak mendatangkan masalah. Dalam hal lactose intolerance ini tampaknya perlu bagi kita untuk sesering mungkin memperkenalkan susu kepada tubuh kita sehingga akan semakin terlatih untuk menerima laktosa. Ekspose susu secara terus-menerus mungkin akan bermanfaat bagi tubuh untuk tidak memberikan respons negatip terhadap kehadiran laktosa.

Piramida makanan di negara maju seperti Amerika menempatkan susu dan dairy products lainnya seperti keju dan mentega pada posisi puncak. Piramida makanan Indonesia menempatkan lauk-pauk secara keseluruhan (termasuk susu) pada posisi teratas. Hal ini menunjukkan bahwa susu bagi bangsa Indonesia belum memiliki status penting seperti halnya di negara-negara yang sudah maju.

Terkait dengan masalah osteoporosis (keropos tulang), maka susu mempunyai peranan penting untuk mencegah penyakit ini. Susu adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk pembentukan tulang. Tulang manusia mengalami turning over yaitu peluruhan dan pembentukan secara berkesinambungan. Pada saat usia muda formasi tulang berlangsung lebih intens dibandingkan resorpsinya. Sementara pada usia tua resorpsi berlangsung lebih cepat dibandingkan formasinya. Itulah sebabnya pada usia tua terjadi apa yang disebut gradual lose of bone (proses kehilangan massa tulang).

Angka kecukupan gizi kalsium adalah 800-1200 mg/ orang/hari. Ini setara dengan tiga-empat gelas susu. Di Amerika yang konon masyarakatnya sangat banyak minum susu, ternyata, toh, tidak bisa juga memenuhi angka kecukupan gizi kalsium tersebut. Kontribusi dairy products (termasuk susu) terhadap kecukupan kalsium adalah 400 mg atau sekitar 35-50 persen (di AS). Di Indonesia, sumbangan susu terhadap kecukupan kalsium sekitar 20 mg karena kita hanya minum susu 15 tetes sehari.

Risiko osteoporosis akan semakin besar karena perilaku makan dan gaya hidup yang tidak benar. Mereka yang sering minum kopi, mengonsumsi gula, dan garam tinggi akan menyebabkan kalsium tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembentukan tulang. Para perokok berat harus lebih waspada terhadap osteoporosis, demikian pula wanita yang telah memasuki masa menopause.

Pentingnya susu bagi kesehatan tidak hanya menyangkut masalah osteoporosis. Susu diketahui mendatangkan manfaat untuk optimalisasi produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Susu yang mengandung banyak asam amino triptofan ternyata merupakan salah satu bahan dasar melatonin. Itulah sebabnya minum susu sebelum tidur sangat dianjurkan agar tidur kita lebih nyenyak.

Susu juga mempunyai kemampuan mengkhelat (mengikat) logam-logan berat yang bertebaran di sekitar kita akibat polusi. Dengan demikian susu bermanfaat untuk meminimalisir dampak keracunan logam berat yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi. Sangat baik kalau industri-industri yang melibatkan penggunaan logam berat menyediakan minuman susu bagi karyawannya.

Program gizi di negara maju senantiasa memasukkan susu sebagai komoditas wajib dalam Program Makanan Tambahan. Siswa-siswa di Amerika bisa menikmati Special Milk Program yang memberikan susu gratis atau bersubsidi. Anak-anak balita dan ibu hamil/menyusui dari kelas ekonomi rendah yang terdaftar dalam Program WIC (Women, Infants, and Children) bisa memperoleh susu sempai 15 liter per bulan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Bagaimana dengan Indonesia? Kita merasa beruntung bahwa USDA (United States Department of Agriculture) membantu murid-murid di Indonesia untuk bisa mengonsumsi susu seminggu tiga kali. Pada tahun 1999-2000 bantuan susu tersebut telah dimanfaatkan oleh 465.673 siswa (khususnya di Jawa). Bantuan kemudian diperluas dengan susu kedelai dan sasarannya tidak hanya SD di Jawa tetapi juga di luar Jawa.

Ternyata negara lain (AS) ikut memikirkan SDM kita yang terpuruk. Pada tahun 1997-1998 berdasarkan Human Development Index UNDP negara Indonesia menduduki peringkat 99, peringkat ini hampir menyamai Filipina (98). Namun, tahun 1999 peringkat SDM kita merosot menjadi ke-105, sedangkan Filipina kondisinya semakin bagus dan menduduki peringkat ke-77. Kondisi kita hanya satu kelas lebih baik dibandingkan Vietnam.

Sangat tragis bahwa Indonesia yang sudah bercita-cita akan segera tinggal landas dan bersaing dengan negara-negara di Asia, kini tampak semakin uzur dan tak berdaya. Perbaikan SDM harus dilakukan dengan investasi di bidang gizi/ kesehatan dan pendidikan.

Program-program gizi di Indonesia dengan sasaran anak sekolah maupun anak balita sebaiknya tidak perlu alergi dengan susu. Susu sudah diakui sebagai minuman bergizi dan bergengsi. Sementara itu, masalah lactose intolerance tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Saya yakin banyak anak Indonesia yang bisa minum susu tanpa harus khawatir dengan diare. Apalagi industri susu kini sudah menerapkan teknologi tinggi seperti Ultra High Temperature (UHT) yang disertai kemasan aseptik sehingga susu dapat diminum kapan saja tanpa memerlukan alat penyimpan berpendingin. Susu hasil pemrosesan ini tahan disimpan berbulan-bulan dalam suhu ruang karena sudah steril.

Proses UHT juga berupaya untuk meminimalkan kerusakan gizi karena susu dipanaskan dalam suhu 140 derajat hanya dalam hitungan detik.

Program gizi untuk siswa seperti PMT-AS kini nyaris tenggelam karena otonomi daerah. Oleh karena itu, rintisan program susu sekolah sumbangan AS (USDA) perlu dipikirkan exit strategy-nya setelah bantuan berakhir. Bisakah pemerintah memberikan susu gratis pada generasi usia sekolah yang sedang sangat membutuhkan gizi ini?

Kalau tidak bisa, maukah pemerintah memberikan subsidi sehingga anak-anak di sekolah bisa membeli susu dengan harga murah?

Daripada mereka membeli jajanan dengan kualitas gizi dan keamanan pangan yang rendah akan lebih baik kalau sejak dini mereka membiasakan diri jajan susu bersubsidi.

Susu hanyalah salah satu makanan bergizi yang sampai saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena harga susu mahal dan budaya minum susu belum tertanam di kalangan masyarakat, maka diperlukan waktu untuk menjadikan susu sebagai food habits.


Sumber:
Prof Dr Ali Khomsan, Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Tabloid Senior, 22 Mei 2003, dalam :
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1053664439,26248,
17 September 2009